REFUSE DERIVED FUEL (RDF): INOVASI EKONOMI SIRKULAR DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA TANGERANG

Authors

  • Mirza Shahreza Universitas Muhammadiyah Tangerang

Keywords:

Refuse Derived Fuel, Pengelolaan Sampah, Ekonomi Sirkular, Kota Tangerang, Energi Terbarukan, Emisi Karbon

Abstract

Penggunaan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) sebagai solusi pengelolaan sampah di Kota Tangerang menawarkan peluang signifikan dalam mendukung ekonomi sirkular dan keberlanjutan lingkungan. Artikel ini membahas implementasi RDF sebagai bahan bakar alternatif yang dihasilkan dari sampah anorganik, seperti plastik dan kertas, yang sulit terurai secara alami. RDF berperan dalam mengurangi jumlah sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan berkontribusi dalam penurunan emisi karbon. Melalui analisis dampak RDF terhadap lingkungan, artikel ini menyoroti efektivitas RDF dalam mendukung kebijakan energi terbarukan dan upaya Kota Tangerang untuk meningkatkan keberlanjutan ekonomi sirkular. Selain itu, artikel ini menguraikan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam memperluas penerapan RDF dan mendukung partisipasi aktif masyarakat dalam pemilahan sampah. Rekomendasi kebijakan mencakup peningkatan investasi, penyediaan insentif, dan dukungan regulasi yang memperkuat infrastruktur pengelolaan RDF. Diharapkan artikel ini dapat menjadi referensi bagi pengembangan strategi pengelolaan sampah berkelanjutan dan peningkatan ekonomi sirkular di wilayah perkotaan.

Abstrak
Penggunaan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) sebagai solusi pengelolaan sampah di
Kota Tangerang menawarkan peluang signifikan dalam mendukung ekonomi sirkular dan
keberlanjutan lingkungan. Artikel ini membahas implementasi RDF sebagai bahan bakar
alternatif yang dihasilkan dari sampah anorganik, seperti plastik dan kertas, yang sulit
terurai secara alami. RDF berperan dalam mengurangi jumlah sampah yang masuk ke
Tempat Pembuangan Akhir (TPA), mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil,
dan berkontribusi dalam penurunan emisi karbon. Melalui analisis dampak RDF terhadap
lingkungan, artikel ini menyoroti efektivitas RDF dalam mendukung kebijakan energi
terbarukan dan upaya Kota Tangerang untuk meningkatkan keberlanjutan ekonomi
sirkular. Selain itu, artikel ini menguraikan pentingnya kolaborasi antara pemerintah,
sektor swasta, dan masyarakat dalam memperluas penerapan RDF dan mendukung
partisipasi aktif masyarakat dalam pemilahan sampah. Rekomendasi kebijakan
mencakup peningkatan investasi, penyediaan insentif, dan dukungan regulasi yang
memperkuat infrastruktur pengelolaan RDF. Diharapkan artikel ini dapat menjadi
referensi bagi pengembangan strategi pengelolaan sampah berkelanjutan dan
peningkatan ekonomi sirkular di wilayah perkotaan.

Abstract
The use of Refuse Derived Fuel (RDF) technology as a waste management solution in
Tangerang City offers significant opportunities in supporting a circular economy and
environmental sustainability. This article discusses the implementation of RDF as an
alternative fuel produced from inorganic waste, such as plastic and paper, which are
difficult to decompose naturally. RDF plays a role in reducing the amount of waste
entering the Final Disposal Site (TPA), reducing dependence on fossil fuels, and
contributing to reducing carbon emissions. Through an analysis of the impact of RDF on
the environment, this article highlights the effectiveness of RDF in supporting
renewable energy policies and Tangerang City's efforts to improve the sustainability of
the circular economy. In addition, this article outlines the importance of collaboration
between the government, private sector, and communities in expanding the
implementation of RDF and supporting active community participation in waste sorting.
Policy recommendations include increasing investment, providing incentives, and
regulatory support that strengthens RDF management infrastructure. It is hoped that
this article can be a reference for the development of sustainable waste management
strategies and increasing the circular economy in urban areas.

Downloads

Published

2025-06-10